tampilan

Minggu, 15 Maret 2015

softskill ( Tugas no 1 )


Nama : Winda Novriani
Npm : 17212735
Kelas : 3EA18
Tugas : Softskill
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2

TUGAS
1.    Jelaskan teori – teori tentang penalaran dan kaitannya dengan Bahasa Indonesia ?
Jawab :
Apa itu penalaran ? Secara sederhana, penalaran dapat diartikan sebagai proses berfikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan berdasarkan proporsi-proporsi yang mendahuluinya.  Bahan pengambilan keputusan dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).
Penalaran Menurut Para Ahli :
-  Bakry (1986:1) menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
- Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
- Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
Penalaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
- Cara ( perihal) menggunakan nalar, pemikiran, atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran.
- Hal yang mengembangkan atau mengembalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
- Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
 

      ·         METODE PENALARAN
Terdapat 2 metode penalaran, yaitu metode induktif dan deduktif :
      
1.      Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Ada 3 macam penalaran induktif :
1. Generalisasi
=> Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada. Dibagi menjadi 2 :
a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif
=> Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif
 => Fakta yang digunakan belum mencerminkan $seluruh fenomena yang ada.
Contoh : Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.

2. Analogi 
Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
      ·  Tujuan dari analogi :
- Meramalkan kesamaan.
- Mengelompokkan klasifikasi.
- Menyingkapkan kekeliruan.
=> Contoh :
Dimas adalah pebisnis kuliner.
Dimas berbakat di semua bidang bisnis.
Cawi adalah pebisnis kuliner.
Oleh sebab itu, Cawi berbakat di semua bidang hiburan.

3. Kausal
Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat. Terdiri dari 3 pola, yaitu :
a. Sebab ke akibat => Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.

b. Akibat ke sebab => Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.

c. Akibat ke akibat => Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.

      2.      Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh; Jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk minyak, maka sebelum turun ke lapangan yang dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan dan penawaran barang, dll; pertanyaan yang akan diajukan sudah jeas dan hampir baku, sampelnya jelas, dll artinya sudah disiapkan semua tinggal cari data.

sumber :
http://vitafainurwari.blogspot.com/2014/03/teori-teori-yang-berhubungan-dengan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar