Nama : Winda Novriani
Npm : 17212735
Kelas : 3EA18
Tugas : Softskill
Mata Kuliah : Bahasa
Indonesia 2
TUGAS
1.
Jelaskan
teori – teori tentang penalaran dan kaitannya dengan Bahasa Indonesia ?
Jawab
:
Apa
itu penalaran ? Secara sederhana, penalaran dapat diartikan sebagai proses
berfikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan
berdasarkan proporsi-proporsi yang mendahuluinya. Bahan pengambilan keputusan dapat berupa
fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).
Penalaran Menurut Para
Ahli :
- Bakry (1986:1) menyatakan bahwa penalaran
atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu
proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru
dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
- Suriasumantri
(2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas
berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
- Keraf (1985:5)
berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan
menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu
kesimpulan.
Penalaran Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia :
- Cara ( perihal)
menggunakan nalar, pemikiran, atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran.
- Hal yang
mengembangkan atau mengembalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan
atau pengalaman.
- Proses mental dengan
mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
·
METODE
PENALARAN
Terdapat 2 metode
penalaran, yaitu metode induktif dan deduktif :
1. Metode Induktif
Metode berpikir
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Ada 3 macam penalaran
induktif :
1.
Generalisasi
=> Merupakan
penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada. Dibagi
menjadi 2 :
a.
Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif
=> Fakta yang
diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan, besi
memuai.
Jika dipanaskan, baja
memuai.
Jika dipanaskan,
tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan
semua logam akan memuai.
b.
Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif
=> Fakta yang digunakan belum mencerminkan
$seluruh fenomena yang ada.
Contoh : Setelah kita
menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka
bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang suka bergotong-royong.
2. Analogi
Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
·
Tujuan dari analogi :
- Meramalkan kesamaan.
- Mengelompokkan
klasifikasi.
- Menyingkapkan
kekeliruan.
=> Contoh :
Dimas adalah pebisnis
kuliner.
Dimas berbakat di semua
bidang bisnis.
Cawi adalah pebisnis
kuliner.
Oleh sebab itu, Cawi berbakat
di semua bidang hiburan.
3.
Kausal
Merupakan proses
penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat. Terdiri dari 3 pola, yaitu :
a. Sebab ke akibat
=> Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena
terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.
b. Akibat ke sebab
=> Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap
penyebabnya.
Contoh : Jari
kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.
c. Akibat ke akibat
=> Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.
2. Metode Deduktif
Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Metode ini diawali dari
pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu
harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya
dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian
konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci
untuk memahami suatu gejala.
Contoh; Jika meneliti
konsumsi rumah tangga untuk minyak, maka sebelum turun ke lapangan yang
dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan dan penawaran barang, dll;
pertanyaan yang akan diajukan sudah jeas dan hampir baku, sampelnya jelas, dll
artinya sudah disiapkan semua tinggal cari data.
sumber :
http://vitafainurwari.blogspot.com/2014/03/teori-teori-yang-berhubungan-dengan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar